FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM BERDASARKAN ARBITRAGE PRICING THEORY
(Survey pada Perbankan yang menerapkan Dual Banking System yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya/Surabaya Stock Exchange)

Linatul Mulaikah
linatulmulaikha@yahoo.com

Abstrak: Dalam investasi keuangan, disamping mendapat return yang tinggi, tidak terlepas dari resiko yang harus dipertimbangkan, yaitu resiko sistematis yang bersifat makro dan tidak sistematis yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio. Penelitian ini ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham yang terjadi pada Bank yang menerapkan sistem ganda yaitu konvensional dan syariah dimana pada tahun tersebut perekonomian Indonesia sedang berbenah dari krisis ekonomi dunia.Perbankan merupakan sektor yang mengalami keterpurukan namun terdapat beberapa perusahaan perbankan yang masih eksis, salah satunya karena diterapkannya Dual Banking System dalam perusahaan perbankan tersebut.Tujuannya adalah untuk mengetahui  dan menganalisa faktor makro seperti GNP, Inflasi, Market Index/ IHSG Kurs mata uang,tingkat bunga deposito, kondisi politik terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BES ( Surabaya Stock Exchange).Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat faktor makro ekonomi Terhadap tingkat pengembalian saham pada industri perbankan yang menerapkan dual banking system.
Kata kunci : Arbitrage Pricing Theory, Tingkat pengembalian saham, Dual Banking System.
PENDAHULUAN
Pasar modal dewasa ini merupakan satu kebutuhan bagi Indonesia.Keberadaannya bukan sekedar memberi alternatif investasi tapi juga merupakan sumber dana yang memainkan peranan penting dalam perkonomian nasional.terdapat dua bentuk investasi yaitu asset investment dan finansial investment. Salah satu alternatif investasi yang menjanjikan keuntungan relatif besar adalah investasi keuangan yaitu investasi dalam bentuk surat surat berharga.
Dalam setiap investasi salah satu tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan .Akan tetapi kenyataannya setiap investasi selalu dihadapkan pada resiko.
 Peter.Lbeirbesn ( dalam manurung, 2001:21 )menyebutkan bahwa resiko telah menjadi sebuah permasalahan pengukuran dan pemusnahan. Pengelolaan resiko sangat penting supaya tidak terjadi penusnahan terhadap apa yang diinvestasikan.
Diversifikasi bisa mengurangi resiko yang unik, tetapi tidak bisa menghilangkan resiko yang bersumber dari faktor makro ekonomi sehingga  diversifikasi mempunyai keterbatasan yaitu hanya bisa menurunkan resiko tidak sistematis saja tetapi resiko sistematis tetap melekat pada saham.(Husnan,1998:215)
Roll dan Ross (1994) menyebutkan beberapa faktor makro yang mempengaruhi tingkat keuntungan diantaranya adalah perubahan inflasi yang tidak antisipasi, perubahan produksi yang tidak diantisipasi, perubahan resiko yang tidak diantisipasi dan perubahan slope dari kurva hasil.
Husnan ( 1995 )menemukan bahwa kondisi politik ekonomi, perubahan inflasi yang tidak diantisipasi, likuaiditas,efisiensi pasar, tingkat kegiatan industri dan kondisi keuangan emiten mempengaruhi tingkat pengembalian saham,
Salah satu pendekatan yang dipakai untuk menganalisa faktor faktor tersebut adalah Arbitrage Pricing Theory  yang merupakan suatu konsep bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi dengan menggunakan dasar pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik sama tidak bisa dijual dengan harga berbeda (The law of one price ) dengan asumsi bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri secara makro.APT menekankan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung pada faktor faktor makro ekonomi yang jumlahnya lebih dari satu.
Dual Banking System merupakan hasil penyempurnaan terhadap undang undang perbankan no.7tahun 1992 yaitu UU No.10 th 1998 yang menyatakan bahwa Bank umum berdasarkan undang undang baru ini diperbolehkan menjalankan dual banking system yaitu beroperasi secara konvensional dan syariah sepanjang operasi itu dilakukan secara terpisah dengan membentuk cabang dan unit usaha syariah di kantor pusatnya.Jadi Dual Banking System adalah  perbankan yang beroperasi dalam dua sistem sekaligus yaitu konvensional yang memakai suku bunga dalam operasinya dan syariah yang memakai suku bunga.
Dari uraian diatas maka penulis ingin mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham berdasarkan Arbitrage Pricing Theory dengan survey pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking Sytem yang terdaftar di PT.BES (Surabaya Stock Exchange ).

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual Banking System dan terdaftar di PT. Bursa Efek Surabaya ( Surabaya Stock Exchange ) tahun 1999 – 2000.
Sifat  penelitian berupa Survey data dengan teknik sampling pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual Banking System dan terdaftar di BES.Karena sedikitnya jumlah populasi maka semua populasi dijadikan sampel sebanyak tiga perusahaan yaitu Bank BNI 46 Tbk,Bank Mega Tbk,Bank Niaga Tbk.Data kualitatif diperoleh dari Capital Market Directory 2000 , data kuantitatif sekunder berupa IHSG di BES, GNP BPS, Tingkat bunga depositoBank Pemerintah tahun 1999 – 2000.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain; Library Research digunakan untuk pengumpulan dan pengamatan tentang teori teori dari berbagai literatur, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan  Field Research dilakukan dengan mengadakan ,penelitian langsung di BES dan pengumpulan data melalui Dokumentasi dengan mencari data Kurs saham, data IHSG, prosentase inflasi , GNP dan tingkat bunga deposito.
Adapun Variabel yang akan diteliti adalah Prosentase GNP, Inflasi, Market Indexs atau Indeks Harga Saham Gabungan dan Tingkat Suku Bunga Deposito. Metode analisa data dipakai untuk mengukur Tingkat Pengembalian Saham (return ), GNP,Pengukuran inflasi, market indeks , dan Pengukuran tingkat Bunga deposito dengan Analisis Statistik menggunakan Rumus Regresi Linear Berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas ( X ) dengan variabel terikat ( Y ).Untuk menguji apakah secara serentak variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji F dan untuk menguji apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji t.
 Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis data; a). kualitatif  yang menggunakan penalaran penalaran yang didasarkan pada teori teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, dan b).Kuantitatif yang menguraikan tentang obyek penelitian berdasarkan data data variabel bebas yang ada meliputi :
a.        Return atau Tingkat Pengembalian Saham
Adalah suatu pendapatan saham atau tingkat keuntungan yang berasal dari perubahan harga saham dan diperoleh dari deviden yang dihasilkan ditambah selisih harga saham pada periode tertentu. Pengukuran Return       
     
Rit =             ( Vanhorne: 1997:94)

b.      GNP atau Produk Domestik Bruto
Merupakan nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara tiap tahun diukur menurut harga pasar. Ukuran yang digunakan adalah PDB riil dalam bentuk prosentase.Pengukuran GNP
G   (Sukirno,1996:56)
c.       Inflasi
Kenaikan harga secara terus menerus dalam suatu periode yang diukur berdasarkan Indeks Harga Konsumen yaitu indeks harga barang yang selalu digunakan para konsumen dengan memakai indeks harga tahunan sebelumnya sebagai tahun dasar.

Laju Inflasi x 100%        ( Lipsey,1995:36)
d.      Market Indeks atau Indeks Harga Saham Gabungan
Adalah rata rata tingkat keuntungan seluruh saham yang beredar di pasar modal yang diperoleh dari nilai pasar seluruh saham yang beredar dibagi nilai pasar saham pada hari pertama tahun dasar dikalikan seratus persen.
IHSG =  x 100%          (Widoatmojo, 1996:189)

e.       Tingkat Suku Bunga Deposito
Adalah harga yang harus dibayar untuk meminjam uang selama periode waktu dan dinyatakan dalam prosentase uang yang dipinjam. Dalam penelitian ini memakai suku bunga deposito yang ditetapkan oleh pemerintah.
f.       Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) diberikan rumus atau persaingan regresi linier berganda. Formula yang digunakan adalah :
Y = b0 +b1X1+b2X2+.............+ bkXk (Supranto,1996:270)
Dimana :
Y   : Return
b0    : Konstanta
X1   : Prosentase besarnya GNP
X2  : Prosentae Inflasi
X3  : Tingkat Suku Bunga
b 1,2...k = koefisien regresi
            Sedangkan Ftabel ditentukan dengan df(k-1) dan (n-k-1) dengan keputusan jika Fhitung >Ftabel maka Ho ditolak dan terima Ha.artinya, variabel bebas secara simultan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan sebaliknya.Sedangkan ttabel ditentukan dengan df (n-k-1) dengan keputusan jika thitung  > ttabel maka Ho ditolak dan terima Ha.Artinya variabel variabel bebas secara parsial  berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan transaksi saham bulanan dan IHSG yang diterbitkan oleh PT.Bursa Efek Surabaya,data mengenai Tingkat Bunga Deposito Bank Pemerintah, prosentase GNP dan Inflasi diperoleh dari website Badan Pusat Statistik Nasional.
Untuk mengetahui tingkat pengembalian saham, disajikan  rata rata harga saham per 3 bulan dan pembagian deviden yang diperoleh dari ketiga populasi pada periode Januari – Desember 1999 – 2000 dan didapatkan hasil bahwa harga saham pada ketiga perusahaan populasi untuk tahun 1999 berfluktuasi kecuali pada Bank Niaga yang mengalami penurunan setelah mencapai harga tertinggi pada kuartal kedua sebesar Rp.383,33 menjadi 133,33 pada kuartal ketiga dan Rp.166,67 pada kuartal ke empat.Ditahun 2000 saham Bank BNI’46  dan Bank Niaga menurun tajam dimana pada kuartal pertama saham Bank BNI’46 sebesar Rp.216,67 menurun hingga Rp.111,67 dan Bank Niaga dari Rp.125,00 pada kuartal pertama turun menjadi Rp.70,00 pada kuartal ke empat sedangkan harga saham Bank Mega relatif stabil meskipun mengalami fluktuasi hingga akhir tahun 2000.Penurunan harga saham sangat berpengaruh pada pembagian deviden,dimana pada tahun 2000 Bank Niaga tidak membagikan devidennya mengingat harga saham semakin menurun.
Tingkat Pengembalian Saham suatu perusahaan merupakan return sebuah saham selama interval waktu dan bulan pembayaran deviden biasanya dilakukan satu atau dua kali dalam setahun.Pada kuartal pertama tahun 1999 masing masing Bank memiliki return saham positif meskipun kecil dan pada kuartal kedua masing masing bank mengalami penurunan. Pada kuartal ketiga tahun 1999 ketiga bank sedikit mengalami kenaikan sedangkan pada kuartal keempat mengalami penurunan kembali.Sedangkan pada tahun 2000 terjadi fluktuasi lagi dimana pada kuartal pertama hanya Bank Mega yang mempunyai return positif dan pada kuartal berikutnya semua Bank tidak memiliki return positif hingga kuartal keempat tahun 2000.
Prosentase GNP dilakukan dengan menghitung GDP riil yang diperoleh dari penjumlahan konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto dalam suatu periode.Dalam penelitian ini dipakai GDP riil yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional.Prosentase GDP nasional dalam tiga bulan relatif stabil dan hanya mengalami peningkatan yang sedikit dimana prosentase GDP tertinggi pada tahun 1999 terjadi pada kuartal ketiga yaitu sebesar 32,63 persen dan terendah sebesar 30,77 persen sedangkan pada tahun 2000 prosentase terendah sebesar 31,88 persen pada kuartal pertama dan tertinggi pada kuartal ketiga yaitu 33,55 persen.
Tingkat inflasi terbesar sebagaimana diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional dalam periode 3 bulan pada tahun 1999 terjadi pada kuartal pertama yakni sebesar 1,35 persen karena kenaikan bahan bahan pokok. Sedangkan tahun 2000 mulai mengalami fluktuasi dimana inflasi tertinggi terjadi pada Desember atau kuartal keempat yaitu sebesar 1,27 persen.
Rata rata Market Indeks  atau IHSG pada tahun 1999 kuartal pertama sebesar 356,18 point dan mengalami kenaikan dimana harga tertinggi terjadi pada kuartal kedua sebesar 547,94 point dan pada bulan selanjutnya mengalami penurunan yang kurang signifikan dimana hingga akhir tahun 1999 sebesar 532,05. Pada tahun 2000 rata rata IHSG bernilai 472,97pada kuartal pertama dan menjadi harga tertinggi ka rena pada bulan selanjutnya menurun hingga pada akhir Desember 2000 IHSG sebesar 279,82 sebagai harga terendah pada tahun tersebut.
Tingkat bunga deposito yang ditetapkan oleh bank pemerintah pada tahun 1999 sebesar 37,08 persen dan pada akhir Desember menurun menjadi 12,02. Antara kuartal kedua dan kuartal ketiga mengalami fluktuasi yang relatif menurun.Pada awal tahun 2000 kuartal pertama  suku bunga deposito sebesar 11,17  dan pada kuartal kedua sampai keempat relatif stabil yaitu antara 10,19 persen dan 10,62 persen.
Dengan bantuan software SPSS Versi 10. diperoleh Koefisien Korelasi Pearson sebagai berikut, untuk Y dengan X1= -0.549 yang berarti terdapat hubungan antara GNP dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Sedangkan Y dengan X2= 0.095 yang berarti terdapat hubungan yang lemah positif antara Inflasi dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Selanjutnya Y dengan X3 = 0.345 yang berarti terdapat hubungan yang sedang positif antara IHSG dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Untuk Y dengan X4= 0.299 yang berarti terdapat hubungan yang positif antara Tingkat  Bunga Deposito dengan Tingkat Pengembalian Saham(return).
Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh persamaan :
Y = 9.924 – 0.436 X1 + 0.185 X2 + 0.03868X3 + 0.02009X4
Sehingga dapat dianalisis sebagai berikut :
a.       B0 = 9.924 artinya, nilai variabel Y sama dengan 9.924 jika keempat variabel bebas makro ekonomi ( GNP,Inflasi,IHSG dan Tingkat Bunga Deposito ) pada perusahaan industri perbankan yang menerapkan Dual Banking System (return )= 0
b.      B1 = 0.185 artinya, apabila nilai variabel X1 (GNP ) berubah 1 satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah negatif sebesar -0.436 dengan asumsi variabel X2 ( Inflasi ), variabel X3 (IHSG ), dan Variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito ) konstan.
c.       B2 = 0.185 artinya, apabila nilai variabel X2 ( Inflasi )berubah 1 satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.185 dengan asumsi variabel X1 (GNP ),Variabel X3 (IHSG ) dan variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito )konstan.
d.      B3 = 0.001864 artinya, apabila nilai variabel X3 (IHSG) berubah 1 satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.001864 dengan asumsi variabel X1 (GNP ), variabel X2 (Inflasi ) dan variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito ) Konstan.
e.       B4 = 0.004066 artinya, apabila nilai X4 (Tingkat Bunga Deposito ) berubah 1 satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.004066 dengan asumsi X1 (GNP ), variabel X2 (Inflasi ) dan Variabel X3 ( IHSG )konstan.
Hasil pengujian atas koefisien regresi linier berganda ini diperoleh hasil F hitung sebesar 7.296 dengan F tabel sebesar 2.90 yang berarti bahwa F hitung lebih besar dari F tabel sehingga Ho di tolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulakn bahwa terdapat pengaruh faktor faktor makro ekonomi ( GNP,Inflasi, IHSG dan Tingkat Bunga Deposito ) pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual banking System terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return ).
R2 = 0.438 artinya, perubahan variabel Y (return) disebabkan oleh variabel X1,X2,X3,X4 secara bersama sama sebesar 43,8% sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh faktor faktor makro ekonomi secara bersama sama terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return) pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking System pada PT.BES.
Diantara faktor faktor makro tersebut terdapat faktor yang paling dominan yaitu Market Indeks/ IHSG.Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t, dimana faktor IHSG berpengaruh terhadap Tingkat pengembalian Saham dengan tingkat kesalahan terkecil diantara variabel bebas lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
1.      Terdapat pengaruh faktor faktor Makro Ekonomi yaitu GNP, Inflasi, Market Index/ IHSG dan Tingkat Bunga Deposito secara bersama sama terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return) pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking System yang terdaftar di PT.BES.Market Index / IHSG merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham (return).
2.      Dalam menilai return berdasarkan faktor makro seperti asumsi Arbitrage Pricing Theory  terdapat kekurangan yang signifikan yaitu APT tidak menyinggung faktor sistematis tertentu yang mempengaruhi resiko dan return karena tidak semua faktor ekonomi mempunyai pengaruh berarti terhadap return saham.
3.      APT memakai pendekatan asumsi dimana faktor faktor makro ekonomi diukur dengan wakil (proxi) sehingga tiap tiap sumber resiko sistematis memiliki kelabilan dan hasil tertentu yang mungkin berubah dari waktu ke waktu.


B.     Saran
1.      Dengan melihat kondisi makro ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return) yaitu IHSG, hendaknya investor mempertimbangkan untuk memilih jenis investasi.IHSG dapat dijadikan pertimbangan awal karena merupakan standar umum yang dipakai untuk melihat kondisi pasar terakhir (current market).IHSG tidak hanya menampung fenomena ekonomi tetapi juga stabilitas politik suatu negara. Pada saat IHSG naik berarti pasar sedang ramai dan volume transaksi meningkat dan pada saat IHSG turun maka pasar dalam keadaan lesu.Bagi investor yang menyukai resiko (risk seeker),keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan capital gainnya dengan aksi menjual dan membeli saham.Bagi investor yang tidak suka resiko maka kondisi pasar yang  tidak stabil dapat dijadikan sebagai langkah untuk mengambil alternatif investasi yang mempunyai resiko kecil, misalnya investasi dalam bentuk asset invesment atau investasi dalam bentuk deposito meskipun tingkat bunga rendah.
2.      Pelaku pasar atau investor hendaknya lebih selektif dalam menentukan faktor mana yang berpengaruh dalam kegiatan pasar modal karena tidak semua faktor makro ekonomi memiliki pengaruh yang berarti dalam return investasi.Faktor makro non ekonomi yang mempengaruhi tindakan pelaku pasar diantaranya isu politik dan keyakinan investor sehingga perlu dipertimbangkan pula dalam menetapkan resiko investasi.
3.      Dalam pendekatan ini hendaknya pelaku pasar atau investor tidak hanya memakai informasi masa lalu sebagai patokan untuk mengukur kondisi masa depan, karena jika ukuran dari proxi yang diambil tidak representatif maka hasilnya akan mengecewakan dan tidak efektif dalam menentukan dan meramalkan resiko sistematis suatu saham (sekuritas).

DAFTAR PUSTAKA
Achsien,H.L,Fauzi, Z,2000.Investasi Syariah di Pasar Modal.Jakarta.
Penerbit Gramedia Cetakan Pertama
Amling,F.1998.Investment an Intruduction to Analysis an Management.Englewood Clift New Jersey.Sixth Edition Prentice-Hall.
Anoraga,P,1992.Pasar Modal,keberadaan danManfaat bagi Pembangunan,Jakarta
Arysuta,I.P.G.2000.Pengaruh Ekonomi Makro terhadap Pasar Modal.Menuju Pasar Modal Modern I (I):3-7
Burmeiser,E,Roll.R.Ross S.2001.Using Macro Economic Factor to Control Portofolio Risk. New Jersey.Prentice Hall
Bursa Efek Surabaya, 1999 – 2000.Annual Report
Darmawan ,I,1992.Analisis Portofolio Dalam Upaya Meminimalisasi Resiko Sebagai Dasar Pertimbangan Investasi Saham Pada Pasar Modal Guna Mengantisipasi Harga Saham yang Berfluktuasi, Skripsi  FE Universitas Gajayana Malang.
Elthon, J.E,Gruber,J.1991 Modern Portofolio Theory and Investment Analysis.New York.4th Edition.
Goeztman, N.W.,2001.An Introductian to Investment Theory.New York
Haymas,M.A,2001 15 Juli.Risiko,Kompas,21-22.
Husnan, S.1998.Dasar dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta.UUP AMP YKPN.
Lipsey,G.R.Courant,N.P.Puris.DD.O.Steiner,P.1995.Economics10thEd.Alih bahasa oleh Drs.A.Jaka Wasana MSM,Ir.Kibrandoko,MSM.Drs.Budijanto.Pengantar Makro Ekonomi.Jakarta.Binarupa Aksara.
Ross.S.2001.Arbitrage Pricing Theory.New Jersey.Prentice-Hall.
Sharpe,F.W, Alexander J.G,Baley,V.J.1999.Investment,Alih Bahasa oleh Henry Njooliangtik,Agustiono,Investasi,Jakarta.Edisi Revisi.Prehallindo.Jakarta.
Sudjana,1992.Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga.Bandung.Penerbit Tarsito.
Sukirno,S.1996.Pengantar Teori Makro Ekonomi,Edisi 5.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada.
Supranto,J.1992.Statistik Pasar Modal.Jakarta.PT.Rineka Cipta.
Van Horne,J.C,dan Wachowics,Jr.J.M.1999.Prinsip prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia,Alih Bahasa oleh Heru Sutojo.Jakarta.Penerbit Salemba Empat.
Weston,J.Fred Copeland,E.T.1991.Manajemen Keuangan,Jilid I.Penerjemah Jaka Wasana,Kirbrandoko.Jakarta.Penerbit Erlangga.
Widoatmojo,S.1996.Cara Sehat Investasi di Pasar Modal.Jakarta.Penerbit PT.Rineka Cipta Anggota IKAPI.


»»  READMORE... Copyright : Galery Zone - : http://galeryzone.blogspot.com/2012/01/cara-mudah-membuat-read-more-di-blog.html#ixzz290EtbehT


Kesejahteraan dan Kapasitas Guru
Raihan Iskandar ;  Anggota Komisi X DPR RI
REPUBLIKA, 05 Desember 2012

Guru menjadi kata suci bagi sebuah bangsa. Di tangan para gurulah karakter suatu bangsa dibentuk. Peran guru sangatlah penting. Apa-lagi mengingat tahun 2030 McKinsey memprediksikan bahwa perekonomian Indonesia akan menempati urutan ketujuh ekonomi dunia mengalahkan Jerman dan Inggris. 

Itu artinya, Indonesia butuh sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional. Masih ada waktu sekitar 18 tahun lagi. Data demografi tahun 2010 menunjukkan, penduduk berusia 0-29 tahun berjumlah sekitar 130 juta jiwa. Pada tahun 2030 merekalah yang akan menjadi generasi penentu wajah peradaban Indonesia. 
Di sinilah peran guru sangat strategis dalam mendidik dan membentuk penduduk usia 0 tahun sampai 29 tahun tadi. Pada titik ini tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa nasib suatu bangsa bergantung pada peran para guru.
Tapi, kita akan miris ketika guru tidak diperhatikan kesejahteraannya. Di Semarang, ada guru yang hanya menerima gaji senilai Rp 100 ribu setiap bulan. Ada juga seorang guru yang terpaksa menjadi pemulung atau tukang ojek demi menambah penghasilan karena gaji sebagai guru tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 
Melihat kondisi seperti ini, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas guru dengan politik kebijakan anggaran. Nilai anggaran untuk gaji dan tunjangan guru sekarang telah meningkat secara signifikan. Para guru yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) berhak mendapatkan sertifikasi.
Setiap bulan, guru yang sudah tersertifikasi mendapat tunjangan sebesar satu kali gaji pokoknya. Sedangkan, guru non-PNS mendapat tunjangan sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan. Di Provinsi DKI Jakarta, tunjangan kinerja bagi guru cukup tinggi, yaitu sekitar Rp 3 juta. Guru kini lebih sejahtera jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 
Implikasinya adalah meningkatnya jumlah peminat lulusan SMA/SMK untuk menjadi guru. Peminat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, peserta SNMPTN di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2012 adalah 31.435 orang, meningkat dari tahun sebelumnya 31.207 orang. Di Universitas Negeri Medan kecenderungannya juga sama; peserta SNMPTN pada tahun 2011 berjumlah 40.578 orang meningkat menjadi 43.834 orang pada tahun 2012. 
Di lapangan, kebutuhan terhadap PNS cukup tinggi. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk merekrut guru PNS. Masalahnya adalah guru yang terekrut tidak selalu sesuai dengan kapasitasnya. Yang diterima sebagai guru bukan lulusan dari FKIP, sehingga kemampuan pedagogis dan mentransfer ilmunya rendah. Hal ini juga salah satu faktor hasil uji kompetensi guru di daerah-daerah relatif rendah. Belum lagi jika kita bicara dedikasi. 
Seorang guru dituntut untuk memiliki idealisme dan dedikasi yang tinggi.
Menjadi guru berbeda dengan profesi lainnya. Seseorang ketika menjadi guru harus sadar bahwa tugasnya adalah mendidik dan membentuk karakter generasi penerus bangsa. Menurut Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru harus memiliki kapasitas yang meliputi bakat, minat, panggilan jiwa, idealisme, komitmen, kualifikasi akademis, kompetensi dan tanggung jawab. Namun, faktanya masih banyak guru yang tidak memiliki kapasitas tersebut. 
Ada guru yang secara kapasitas moral masih tidak memberikan teladan yang baik bagi peserta didik. Misalnya, masih ada guru yang bermain judi. Ada juga guru yang tidak bijak ketika kehilangan ponselnya, lalu menghukum semua siswa di kelas dengan denda masing-masing siswa Rp 100 ribu untuk mengganti ponselnya yang hilang, dan masih banyak lagi. Bahkan, ada juga mahasiswa fakultas keguruan (alias calon guru) yang terlibat tawuran dengan mahasiswa lain. Termasuk juga kapasitas kompetensi. Masih banyak guru yang malas mengajar, tidak menguasai bidang ajarnya, tidak update informasi, tidak menguasai teknik belajar mengajar, dan seterusnya.
Namun, di samping itu, banyak juga guru yang berhasil menunjukkan dedikasinya. Banyak di antara mereka yang berprestasi. Misalnya, ada guru yang mampu membuat peraga pendidikan yang menarik, guru yang berhasil memperbaiki perilaku siswan, guru yang mampu mengangkat derajat para pemulung sampah untuk sekolah dan kuliah, dan masih banyak lagi. Filosofi mereka adalah suatu kebahagiaan tersendiri ketika anak didiknya mencapai kesuksesan melebihi dirinya. 
Jika hal ini terus ditanamkan kepada 2,9 juta guru di seluruh Indonesia, bukanlah mustahil prediksi McKinsey tadi akan terbukti, bahkan mungkin melebihi. Sekarang tinggal bagaimana pengelola pendidikan mau atau tidak untuk mewujudkannya.
»»  READMORE... Copyright : Galery Zone - : http://galeryzone.blogspot.com/2012/01/cara-mudah-membuat-read-more-di-blog.html#ixzz290EtbehT









Tugas               :  Topik tentang Manajemen Pendidikan
Oleh                : Linatul Mulaikah
Kelas               : B / MMP ‘12
Topik               : Workshop & Pelatihan “ Fun Teaching “ untuk Guru  SD kelas 1 – 3 di
                        Kecamatan  Tualang untuk meningkatkan Kreatifitas mengajar
Masalah           : Rendahnya Minat Guru Sekolah Negeri untuk mengikuti Workshop &
                        Pelatihan  Kreatifitas Mengajar untuk Guru SDN.
Tujuan             : Mengkaji alasan mengapa guru SD kelas 1-3 di sekolah negeri Kurang
                        Berminat terhadap kegiatan Workshop & Pelatihan “ Fun Teaching “
Pertanyaan      : Bagaimana Sikap guru terhadap kegiatan Workshop & Pelatihan “ Fun
                        Teaching “ sehingga tidak berminat terhadap Kegiatan Peningkatan Kreatifitas
 mengajar
Sub Fokus       : Rendahnya minat guru SD Negeri  kelas 1-3 terhadap kegiatan Workshop &
                        Pelatihan
»»  READMORE... Copyright : Galery Zone - : http://galeryzone.blogspot.com/2012/01/cara-mudah-membuat-read-more-di-blog.html#ixzz290EtbehT