FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM BERDASARKAN ARBITRAGE PRICING THEORY
(Survey
pada Perbankan yang menerapkan Dual
Banking System yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya/Surabaya Stock
Exchange)
Linatul
Mulaikah
linatulmulaikha@yahoo.com
Abstrak: Dalam investasi
keuangan, disamping mendapat return yang
tinggi, tidak terlepas dari resiko yang harus dipertimbangkan, yaitu resiko
sistematis yang bersifat makro dan tidak sistematis yang dapat dihilangkan
dengan diversifikasi portofolio. Penelitian ini ingin mengetahui faktor apa
saja yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham yang terjadi pada Bank yang
menerapkan sistem ganda yaitu konvensional dan syariah dimana pada tahun tersebut
perekonomian Indonesia sedang berbenah dari krisis ekonomi dunia.Perbankan
merupakan sektor yang mengalami keterpurukan namun terdapat beberapa perusahaan
perbankan yang masih eksis, salah satunya karena diterapkannya Dual Banking System dalam perusahaan
perbankan tersebut.Tujuannya adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor makro seperti GNP,
Inflasi, Market Index/ IHSG Kurs mata uang,tingkat bunga deposito, kondisi
politik terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BES ( Surabaya Stock
Exchange).Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat faktor makro ekonomi Terhadap
tingkat pengembalian saham pada industri perbankan yang menerapkan dual banking system.
Kata kunci : Arbitrage Pricing Theory, Tingkat
pengembalian saham, Dual Banking System.
PENDAHULUAN
Pasar modal
dewasa ini merupakan satu kebutuhan bagi Indonesia.Keberadaannya bukan sekedar
memberi alternatif investasi tapi juga merupakan sumber dana yang memainkan
peranan penting dalam perkonomian nasional.terdapat dua bentuk investasi yaitu
asset investment dan finansial investment. Salah satu alternatif investasi yang
menjanjikan keuntungan relatif besar adalah investasi keuangan yaitu investasi
dalam bentuk surat surat berharga.
Dalam setiap
investasi salah satu tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan .Akan tetapi
kenyataannya setiap investasi selalu dihadapkan pada resiko.
Peter.Lbeirbesn ( dalam manurung, 2001:21
)menyebutkan bahwa resiko telah menjadi sebuah permasalahan pengukuran dan
pemusnahan. Pengelolaan resiko sangat penting supaya tidak terjadi penusnahan
terhadap apa yang diinvestasikan.
Diversifikasi
bisa mengurangi resiko yang unik, tetapi tidak bisa menghilangkan resiko yang
bersumber dari faktor makro ekonomi sehingga
diversifikasi mempunyai keterbatasan yaitu hanya bisa menurunkan resiko
tidak sistematis saja tetapi resiko sistematis tetap melekat pada
saham.(Husnan,1998:215)
Roll dan Ross
(1994) menyebutkan beberapa faktor makro yang mempengaruhi tingkat keuntungan
diantaranya adalah perubahan inflasi yang tidak antisipasi, perubahan produksi
yang tidak diantisipasi, perubahan resiko yang tidak diantisipasi dan perubahan
slope dari kurva hasil.
Husnan ( 1995
)menemukan bahwa kondisi politik ekonomi, perubahan inflasi yang tidak
diantisipasi, likuaiditas,efisiensi pasar, tingkat kegiatan industri dan
kondisi keuangan emiten mempengaruhi tingkat pengembalian saham,
Salah satu
pendekatan yang dipakai untuk menganalisa faktor faktor tersebut adalah Arbitrage Pricing Theory yang merupakan suatu konsep bagaimana
menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi dengan
menggunakan dasar pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang
mempunyai karakteristik sama tidak bisa dijual dengan harga berbeda (The law of one price ) dengan asumsi
bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian
dan industri secara makro.APT menekankan bahwa tingkat keuntungan yang
diharapkan tergantung pada faktor faktor makro ekonomi yang jumlahnya lebih
dari satu.
Dual
Banking System merupakan
hasil penyempurnaan terhadap undang undang perbankan no.7tahun 1992 yaitu UU
No.10 th 1998 yang menyatakan bahwa Bank umum berdasarkan undang undang baru
ini diperbolehkan menjalankan dual banking system yaitu beroperasi secara
konvensional dan syariah sepanjang operasi itu dilakukan secara terpisah dengan
membentuk cabang dan unit usaha syariah di kantor pusatnya.Jadi Dual Banking System adalah perbankan yang beroperasi dalam dua sistem
sekaligus yaitu konvensional yang memakai suku bunga dalam operasinya dan
syariah yang memakai suku bunga.
Dari uraian
diatas maka penulis ingin mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tingkat
pengembalian saham berdasarkan Arbitrage
Pricing Theory dengan survey pada industri perbankan yang menerapkan Dual Banking Sytem yang terdaftar di PT.BES
(Surabaya Stock Exchange ).
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual Banking System dan terdaftar di PT. Bursa Efek Surabaya ( Surabaya Stock Exchange ) tahun 1999 –
2000.
Sifat penelitian berupa Survey data dengan teknik
sampling pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual Banking System dan
terdaftar di BES.Karena sedikitnya jumlah populasi maka semua populasi
dijadikan sampel sebanyak tiga perusahaan yaitu Bank BNI 46 Tbk,Bank Mega
Tbk,Bank Niaga Tbk.Data kualitatif diperoleh dari Capital Market Directory 2000 , data kuantitatif sekunder berupa
IHSG di BES, GNP BPS, Tingkat bunga depositoBank Pemerintah tahun 1999 – 2000.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan antara lain; Library Research digunakan untuk
pengumpulan dan pengamatan tentang teori teori dari berbagai literatur,
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Sedangkan Field Research dilakukan
dengan mengadakan ,penelitian langsung di BES dan pengumpulan data melalui
Dokumentasi dengan mencari data Kurs saham, data IHSG, prosentase inflasi , GNP
dan tingkat bunga deposito.
Adapun
Variabel yang akan diteliti adalah Prosentase GNP, Inflasi, Market Indexs atau Indeks Harga Saham
Gabungan dan Tingkat Suku Bunga Deposito. Metode analisa data dipakai untuk
mengukur Tingkat Pengembalian Saham (return
), GNP,Pengukuran inflasi, market indeks , dan Pengukuran tingkat Bunga
deposito dengan Analisis Statistik menggunakan Rumus Regresi Linear Berganda
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas ( X ) dengan variabel terikat (
Y ).Untuk menguji apakah secara serentak variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat digunakan uji F dan untuk menguji apakah secara parsial
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji t.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
dengan menggunakan analisis data; a). kualitatif yang menggunakan penalaran penalaran yang
didasarkan pada teori teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
diteliti, dan b).Kuantitatif yang menguraikan tentang obyek penelitian
berdasarkan data data variabel bebas yang ada meliputi :
a.
Return atau Tingkat Pengembalian Saham
Adalah suatu pendapatan saham atau
tingkat keuntungan yang berasal dari perubahan harga saham dan diperoleh dari deviden yang dihasilkan ditambah selisih
harga saham pada periode tertentu. Pengukuran Return
Rit =
( Vanhorne: 1997:94)
b.
GNP
atau Produk Domestik Bruto
Merupakan nilai semua barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara tiap tahun diukur menurut harga pasar. Ukuran
yang digunakan adalah PDB riil dalam bentuk prosentase.Pengukuran GNP
G
(Sukirno,1996:56)
c.
Inflasi
Kenaikan harga secara terus menerus
dalam suatu periode yang diukur berdasarkan Indeks Harga Konsumen yaitu indeks harga barang yang selalu
digunakan para konsumen dengan memakai indeks
harga tahunan sebelumnya sebagai tahun dasar.
Laju Inflasi
x
100% ( Lipsey,1995:36)
d.
Market Indeks atau Indeks
Harga Saham Gabungan
Adalah rata rata tingkat keuntungan
seluruh saham yang beredar di pasar modal yang diperoleh dari nilai pasar
seluruh saham yang beredar dibagi nilai pasar saham pada hari pertama tahun
dasar dikalikan seratus persen.
IHSG =
x 100% (Widoatmojo,
1996:189)
e.
Tingkat
Suku Bunga Deposito
Adalah harga yang harus dibayar untuk
meminjam uang selama periode waktu dan dinyatakan dalam prosentase uang yang
dipinjam. Dalam penelitian ini memakai suku bunga deposito yang ditetapkan oleh
pemerintah.
f.
Untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
diberikan rumus atau persaingan regresi linier berganda. Formula yang digunakan
adalah :
Y = b0 +b1X1+b2X2+.............+
bkXk (Supranto,1996:270)
Dimana :
Y :
Return
b0 :
Konstanta
X1 :
Prosentase besarnya GNP
X2 : Prosentae Inflasi
X3 : Tingkat Suku Bunga
b 1,2...k = koefisien regresi
Sedangkan Ftabel
ditentukan dengan
df(k-1)
dan (n-k-1) dengan keputusan jika Fhitung >Ftabel
maka Ho ditolak dan terima Ha.artinya, variabel bebas secara simultan
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan sebaliknya.Sedangkan ttabel
ditentukan dengan
df
(n-k-1) dengan keputusan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan
terima Ha.Artinya variabel variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu data laporan transaksi saham bulanan dan IHSG
yang diterbitkan oleh PT.Bursa Efek Surabaya,data mengenai Tingkat Bunga
Deposito Bank Pemerintah, prosentase GNP dan Inflasi diperoleh dari website Badan Pusat Statistik Nasional.
Untuk mengetahui
tingkat pengembalian saham, disajikan
rata rata harga saham per 3 bulan dan pembagian deviden yang diperoleh dari ketiga populasi pada periode Januari –
Desember 1999 – 2000 dan didapatkan hasil bahwa harga saham pada ketiga
perusahaan populasi untuk tahun 1999 berfluktuasi kecuali pada Bank Niaga yang
mengalami penurunan setelah mencapai harga tertinggi pada kuartal kedua sebesar
Rp.383,33 menjadi 133,33 pada kuartal ketiga dan Rp.166,67 pada kuartal ke empat.Ditahun
2000 saham Bank BNI’46 dan Bank Niaga
menurun tajam dimana pada kuartal pertama saham Bank BNI’46 sebesar Rp.216,67
menurun hingga Rp.111,67 dan Bank Niaga dari Rp.125,00 pada kuartal pertama
turun menjadi Rp.70,00 pada kuartal ke empat sedangkan harga saham Bank Mega
relatif stabil meskipun mengalami fluktuasi hingga akhir tahun 2000.Penurunan
harga saham sangat berpengaruh pada pembagian deviden,dimana pada tahun 2000 Bank Niaga tidak membagikan devidennya mengingat harga saham semakin
menurun.
Tingkat
Pengembalian Saham suatu perusahaan merupakan return sebuah saham selama interval waktu dan bulan pembayaran deviden biasanya dilakukan satu atau dua
kali dalam setahun.Pada kuartal pertama tahun 1999 masing masing Bank memiliki return saham positif meskipun kecil dan
pada kuartal kedua masing masing bank mengalami penurunan. Pada kuartal ketiga
tahun 1999 ketiga bank sedikit mengalami kenaikan sedangkan pada kuartal
keempat mengalami penurunan kembali.Sedangkan pada tahun 2000 terjadi fluktuasi
lagi dimana pada kuartal pertama hanya Bank Mega yang mempunyai return positif dan pada kuartal
berikutnya semua Bank tidak memiliki return
positif hingga kuartal keempat tahun 2000.
Prosentase GNP
dilakukan dengan menghitung GDP riil yang diperoleh dari penjumlahan konsumsi
rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto
dalam suatu periode.Dalam penelitian ini dipakai GDP riil yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Nasional.Prosentase GDP nasional dalam tiga bulan relatif
stabil dan hanya mengalami peningkatan yang sedikit dimana prosentase GDP
tertinggi pada tahun 1999 terjadi pada kuartal ketiga yaitu sebesar 32,63
persen dan terendah sebesar 30,77 persen sedangkan pada tahun 2000 prosentase
terendah sebesar 31,88 persen pada kuartal pertama dan tertinggi pada kuartal
ketiga yaitu 33,55 persen.
Tingkat inflasi
terbesar sebagaimana diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional dalam
periode 3 bulan pada tahun 1999 terjadi pada kuartal pertama yakni sebesar 1,35
persen karena kenaikan bahan bahan pokok. Sedangkan tahun 2000 mulai mengalami
fluktuasi dimana inflasi tertinggi terjadi pada Desember atau kuartal keempat
yaitu sebesar 1,27 persen.
Rata rata Market Indeks atau IHSG pada tahun 1999 kuartal pertama
sebesar 356,18 point dan mengalami kenaikan dimana harga tertinggi terjadi pada
kuartal kedua sebesar 547,94 point dan pada bulan selanjutnya mengalami
penurunan yang kurang signifikan dimana hingga akhir tahun 1999 sebesar 532,05.
Pada tahun 2000 rata rata IHSG bernilai 472,97pada kuartal pertama dan menjadi
harga tertinggi ka rena pada bulan selanjutnya menurun hingga pada akhir
Desember 2000 IHSG sebesar 279,82 sebagai harga terendah pada tahun tersebut.
Tingkat bunga deposito
yang ditetapkan oleh bank pemerintah pada tahun 1999 sebesar 37,08 persen dan
pada akhir Desember menurun menjadi 12,02. Antara kuartal kedua dan kuartal
ketiga mengalami fluktuasi yang relatif menurun.Pada awal tahun 2000 kuartal
pertama suku bunga deposito sebesar
11,17 dan pada kuartal kedua sampai
keempat relatif stabil yaitu antara 10,19 persen dan 10,62 persen.
Dengan bantuan software SPSS Versi 10. diperoleh
Koefisien Korelasi Pearson sebagai
berikut, untuk Y dengan X1= -0.549 yang berarti terdapat hubungan antara
GNP dengan Tingkat Pengembalian Saham (return).
Sedangkan Y dengan X2= 0.095 yang berarti terdapat hubungan yang
lemah positif antara Inflasi dengan Tingkat Pengembalian Saham (return). Selanjutnya Y dengan X3 =
0.345 yang berarti terdapat hubungan yang sedang positif antara IHSG dengan
Tingkat Pengembalian Saham (return).
Untuk Y dengan X4= 0.299 yang berarti terdapat hubungan yang positif
antara Tingkat Bunga Deposito dengan
Tingkat Pengembalian Saham(return).
Analisis Regresi
Linier Berganda diperoleh persamaan :
Y = 9.924 –
0.436 X1 + 0.185 X2 + 0.03868X3 + 0.02009X4
Sehingga dapat
dianalisis sebagai berikut :
a.
B0
= 9.924 artinya, nilai variabel Y sama dengan 9.924 jika keempat variabel bebas
makro ekonomi ( GNP,Inflasi,IHSG dan Tingkat Bunga Deposito ) pada perusahaan
industri perbankan yang menerapkan Dual
Banking System (return )= 0
b.
B1
= 0.185 artinya, apabila nilai variabel X1 (GNP ) berubah 1 satuan, maka variabel
Y (Tingkat Pengembalian Saham (return))
akan berubah negatif sebesar -0.436 dengan asumsi variabel X2 ( Inflasi ),
variabel X3 (IHSG ), dan Variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito ) konstan.
c.
B2
= 0.185 artinya, apabila nilai variabel X2 ( Inflasi )berubah 1 satuan, maka
variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return))
akan berubah sebesar 0.185 dengan asumsi variabel X1 (GNP ),Variabel X3 (IHSG )
dan variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito )konstan.
d.
B3
= 0.001864 artinya, apabila nilai variabel X3 (IHSG) berubah 1 satuan, maka
variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return))
akan berubah sebesar 0.001864 dengan asumsi variabel X1 (GNP ), variabel X2
(Inflasi ) dan variabel X4 (Tingkat Bunga Deposito ) Konstan.
e.
B4
= 0.004066 artinya, apabila nilai X4 (Tingkat Bunga Deposito ) berubah 1
satuan, maka variabel Y (Tingkat Pengembalian Saham (return)) akan berubah sebesar 0.004066 dengan asumsi X1 (GNP ),
variabel X2 (Inflasi ) dan Variabel X3 ( IHSG )konstan.
Hasil pengujian
atas koefisien regresi linier berganda ini diperoleh hasil F hitung sebesar
7.296 dengan F tabel sebesar 2.90 yang berarti bahwa F hitung lebih besar dari
F tabel sehingga Ho di tolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulakn bahwa
terdapat pengaruh faktor faktor makro ekonomi ( GNP,Inflasi, IHSG dan Tingkat
Bunga Deposito ) pada perusahaan perbankan yang menerapkan Dual banking System terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return ).
R2 = 0.438
artinya, perubahan variabel Y (return)
disebabkan oleh variabel X1,X2,X3,X4 secara bersama sama sebesar 43,8%
sedangkan sisanya 56,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model analisis sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh faktor
faktor makro ekonomi secara bersama sama terhadap Tingkat Pengembalian Saham (return) pada industri perbankan yang
menerapkan Dual Banking System pada
PT.BES.
Diantara faktor
faktor makro tersebut terdapat faktor yang paling dominan yaitu Market Indeks/ IHSG.Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji t, dimana faktor IHSG berpengaruh terhadap Tingkat
pengembalian Saham dengan tingkat kesalahan terkecil diantara variabel bebas
lainnya.
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Terdapat
pengaruh faktor faktor Makro Ekonomi yaitu GNP, Inflasi, Market Index/ IHSG dan
Tingkat Bunga Deposito secara bersama sama terhadap Tingkat Pengembalian Saham
(return) pada industri perbankan yang
menerapkan Dual Banking System yang
terdaftar di PT.BES.Market Index / IHSG merupakan faktor yang paling dominan
dalam mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham (return).
2.
Dalam
menilai return berdasarkan faktor
makro seperti asumsi Arbitrage Pricing
Theory terdapat kekurangan yang
signifikan yaitu APT tidak menyinggung faktor sistematis tertentu yang
mempengaruhi resiko dan return karena
tidak semua faktor ekonomi mempunyai pengaruh berarti terhadap return saham.
3.
APT
memakai pendekatan asumsi dimana faktor faktor makro ekonomi diukur dengan
wakil (proxi) sehingga tiap tiap sumber resiko sistematis memiliki kelabilan
dan hasil tertentu yang mungkin berubah dari waktu ke waktu.
B.
Saran
1.
Dengan
melihat kondisi makro ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap Tingkat
Pengembalian Saham (return) yaitu
IHSG, hendaknya investor mempertimbangkan untuk memilih jenis investasi.IHSG
dapat dijadikan pertimbangan awal karena merupakan standar umum yang dipakai
untuk melihat kondisi pasar terakhir (current
market).IHSG tidak hanya menampung fenomena ekonomi tetapi juga stabilitas
politik suatu negara. Pada saat IHSG naik berarti pasar sedang ramai dan volume
transaksi meningkat dan pada saat IHSG turun maka pasar dalam keadaan lesu.Bagi
investor yang menyukai resiko (risk seeker),keadaan ini dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan capital gainnya
dengan aksi menjual dan membeli saham.Bagi investor yang tidak suka resiko maka
kondisi pasar yang tidak stabil dapat
dijadikan sebagai langkah untuk mengambil alternatif investasi yang mempunyai
resiko kecil, misalnya investasi dalam bentuk asset invesment atau investasi dalam bentuk deposito meskipun
tingkat bunga rendah.
2.
Pelaku
pasar atau investor hendaknya lebih selektif dalam menentukan faktor mana yang
berpengaruh dalam kegiatan pasar modal karena tidak semua faktor makro ekonomi
memiliki pengaruh yang berarti dalam return
investasi.Faktor makro non ekonomi yang mempengaruhi tindakan pelaku pasar
diantaranya isu politik dan keyakinan investor sehingga perlu dipertimbangkan
pula dalam menetapkan resiko investasi.
3.
Dalam
pendekatan ini hendaknya pelaku pasar atau investor tidak hanya memakai
informasi masa lalu sebagai patokan untuk mengukur kondisi masa depan, karena
jika ukuran dari proxi yang diambil tidak representatif maka hasilnya akan
mengecewakan dan tidak efektif dalam menentukan dan meramalkan resiko
sistematis suatu saham (sekuritas).
DAFTAR PUSTAKA
Achsien,H.L,Fauzi,
Z,2000.Investasi Syariah di Pasar Modal.Jakarta.
Penerbit
Gramedia Cetakan Pertama
Amling,F.1998.Investment an Intruduction to Analysis an
Management.Englewood Clift New Jersey.Sixth Edition Prentice-Hall.
Anoraga,P,1992.Pasar Modal,keberadaan danManfaat bagi
Pembangunan,Jakarta
Arysuta,I.P.G.2000.Pengaruh Ekonomi Makro terhadap Pasar
Modal.Menuju Pasar Modal Modern I (I):3-7
Burmeiser,E,Roll.R.Ross
S.2001.Using Macro Economic Factor to
Control Portofolio Risk. New Jersey.Prentice Hall
Bursa
Efek Surabaya, 1999 – 2000.Annual Report
Darmawan
,I,1992.Analisis Portofolio Dalam Upaya
Meminimalisasi Resiko Sebagai Dasar Pertimbangan Investasi Saham Pada Pasar
Modal Guna Mengantisipasi Harga Saham yang Berfluktuasi, Skripsi FE Universitas Gajayana Malang.
Elthon,
J.E,Gruber,J.1991 Modern Portofolio
Theory and Investment Analysis.New York.4th Edition.
Goeztman,
N.W.,2001.An Introductian to Investment
Theory.New York
Haymas,M.A,2001
15 Juli.Risiko,Kompas,21-22.
Husnan,
S.1998.Dasar dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas.Yogyakarta.UUP AMP YKPN.
Lipsey,G.R.Courant,N.P.Puris.DD.O.Steiner,P.1995.Economics10thEd.Alih bahasa
oleh Drs.A.Jaka Wasana MSM,Ir.Kibrandoko,MSM.Drs.Budijanto.Pengantar Makro Ekonomi.Jakarta.Binarupa Aksara.
Ross.S.2001.Arbitrage Pricing Theory.New
Jersey.Prentice-Hall.
Sharpe,F.W,
Alexander J.G,Baley,V.J.1999.Investment,Alih
Bahasa oleh Henry Njooliangtik,Agustiono,Investasi,Jakarta.Edisi
Revisi.Prehallindo.Jakarta.
Sudjana,1992.Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga.Bandung.Penerbit
Tarsito.
Sukirno,S.1996.Pengantar Teori Makro Ekonomi,Edisi
5.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada.
Supranto,J.1992.Statistik Pasar Modal.Jakarta.PT.Rineka
Cipta.
Van
Horne,J.C,dan Wachowics,Jr.J.M.1999.Prinsip
prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia,Alih Bahasa oleh Heru
Sutojo.Jakarta.Penerbit Salemba Empat.
Weston,J.Fred
Copeland,E.T.1991.Manajemen Keuangan,Jilid
I.Penerjemah Jaka Wasana,Kirbrandoko.Jakarta.Penerbit Erlangga.
Widoatmojo,S.1996.Cara Sehat Investasi di Pasar Modal.Jakarta.Penerbit
PT.Rineka Cipta Anggota IKAPI.